Pengisian Rapor Online

Diharapkan Bagi Bapak / Ibu Guru Segera Melakukan Pengisian Rapor Online, Dikarenakan Waktu Pengisian Paling Lambat Ditutup Pada Tanggal 18 Desember 2014......... Terimakasih

Minggu, 30 November 2014

SISTEM PELUMASAN

A.   TOPIK
     PEMERIKSAAN DAN PEMAHAMAN SISTEM PELUMASAN

B.   TUJUAN PEMBELAJARAN
      1.      siswa dapat mengetahui nama – nama komponen dari sistem pelumasan.
      2.     siswa dapat memeriksa tinggi oli dan saringan oli.
      3.      siswa dapat membongkar, memeriksa, mengganti dan merakit kembali pompa oli.
      4.      siswa dapat mengganti oli dan saringan oli.

C.   ALAT DAN BAHAN
     1.     ALAT:
          a)      Satu unit kunci yang sudah disediakan untuk praktek.
          b)      Kompresor.
          c)      Fueler gauge.
          d)     Kunci pas dan ring.

     2.     BAHAN:
          a)      Satu unit mesin hidup.
          b)      Bak oli.
          c)      Saringan oli.
          d)     Majun.

D.   KESELAMATAN KERJA
           1.      Memakai baju praktek (katelpak).
  1. Jangan mencampur oli bekas dengan oli baru untuk saringan oli pengganti, sebab akan merusak mesin.

E.   DASAR TEORI
      M
esin terdiri dari bagian-bagian logam (metal parts) yang bergerak, beberapa diantaranya ada yang berhubungan langsung secara tetap satu dengan lainnya. Termasuk poros engkol, batang torak dan bagian mekanisme katup. Saat mesin mulai berputar, gesekan yang terjadi antara bagian-bagian menyebabkan hilangnya tenaga, dan bagian-bagian tersebut menjadi aus. Oli pelumas melumasi secara kontinyu ke bagian-bagian mesin untuk mencegah keausan. Oli pelumas ini diatur oleh sistem pelumasan pada mesin.
            Gambar di bawah ini menunjukkan pelumasan mekanisme sebuah poros yang berputar. Lapisan oli (oil film) terbentuk diantara poros dan bantalan yang berfungsi mencegah kontak langsung. Saat poros bergerak lambat pada lapisan oli, dan tidak bersinggungan langsung dengan bantalan. Gesekan antara dua bagian yang bergerak tetap ada, tetapi hanya kecil sekali.

Gambar 2.1  Konstruksi sistem pelumasan

1.      Fungsi Pelumasan Yaitu:
a)      Sebagai pelumas yaitu untuk mengurangi keausan dan gesekan bagian – bagian yang bergerak.
                                                Gambar 2.2  Pelumas
b)      Sebagai pendingin yaitu untuk mendinginkan dengan menghanyutkan panas.

Gambar 2.3  Pendingin

c)      Sebagai perapat yaitu untuk menyumbat dengan baik rongga – rongga yang terdapat pada cincin – cincin torak dengan dinding silinder.

Gambar 2.4  Perapat

d)     Sebagai pembersih untuk membantu membersihakan bidang – bidang lumas.

Gambar 2.5  Pembersih
2.      Jenis – Jenis Sistem Pelumasan Yaitu:
a)      Sistem pelumasan percik
                 Pada sistem ini, oli yang ada didalam panci dijilat oleh sendok pada pangkal batang torak untuk melumasi bagian-bagian motor.

                                        Gambar 2.6  Pelumasan percik

Ø  Sifat – sifatnya yaitu sebagai berikut:
a)      Sistem pelumasan jenis panci yang paling sederhana,
b)      Pelumasan bantalan luncur kurang sempurna,
c)      Hanya dapat dipergunakan pada motor jenis pengggerak katup samping (SV – Side Valve).
d)     Pada saat ini hanya dipergunakan pada motor penggerak kecil.
b)      Sistem Pelumasan Tekanan
            Pada sistem ini, oli yang dari karter dipompakan ke saluran bagian motor yang memerlukan pelumasan dan turun dengan sendirinya kembali ke karter.
                                       Gambar 2.7  Pelumasan tekanan
Ø  Sifat – sifatnya yaitu sebagai berikut:
a)      Pelumasan teratur dan merata.
b)      Memberi pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian yang diakhiri.
c)      Karena pompa digerakkan oleh motor, hasil pemompaaannya tergantung pada putaran motor.
d)     Digunakan pada kebanyakan motor 4 Tak dan motor Diesel 2 Tak.
e)      Oli perlu diganti Setiap » 5.000 km pada motor bensin (Oli Pertamina).
                              Setiap » 3000 km pada motor Diesel (Oli Pertamina).
(1)   Skema Sistem Pelumasan Tekan

Gambar 2.8  Skema pelumasan tekan

Ø  Fungsi – fungsi dari bagian skema sistem pelumasan tekan yaitu:

(a)    Karter - sebagai tempat persediaan minyak pelumas.
(b)   Saringan kasar - mencegah pompa dari kotoran kasar.
(c)    Pompa oli - menghisap dan menekan oli ke pemakai.
(d)   Katup pelepas - mencegah kelebihan tekanan oli.
(e)    Saringan - untuk menyaring oli sebelum pemakai.
(f)    Katup by pass - untuk menjamin pelumasan sewaktu saringan halus tersumbat.
(g)   Sakelar tekanan - untuk mengaktifkan lampu kontrol, jika tekanan oli kurang.

(2)   Pembagian Oli Ke Masing - Masing Pemakai
Setelah saringan halus, maka oli masuk ke saluran utama, yang membagikan oli ke:
(a)    Masing-masing bantalan poros engkol.
(b)   Mekanisme katup.
(c)    Tempat lain memerlukan pelumasan (misal : pompa injeksi motor Diesel), atau pendinginan misal : bagian bawah torak atau tekanan, misal : tensioner rantai, pengatur celah katup Automatis.

(3)   Pelumasan Bantalan – Bantalan Poros Engkol


Gambar 2.9  Pelumasan bantalan poros engkol

Oli ditekan melalui lubang-lubang poros engkol untuk melumasi bantalan batang torak kemudian untuk memperoleh aliran oli, bantalan luncur poros engkol dilengkapi oleh alur.
(4)   Pelumasan Torak Dan Dinding Silinder

      

Ø  Cipratan oli pada bantalan pangkal batang torak.
Oli ditekan melalui lubang-lubang poros engkol, melumasi bantalan batang torak,sebagian keluar dicipratkan kedinding silinder.


 Gambar 2.10  Cipratan oli
                        

Ø  Lubang penyemprot pada pangkal batang torak.
Untuk memperbaiki pelumasan pada dinding silinder, pangkal batang torak diberi lubang oli yang mengarah pada dinding silinder yang mengarah pada daerah sisa kerja.



Untuk memperbaiki pelumasan pada dinding silinder, pangkal batang torak diberi lubang oli yang mengarah pada dinding silinder yang mengarah pada daerah sisa kerja.


                    Gambar 2.11  Lubang penyemprot
(5)   Pelumasan Mekanisme Katup


Oli di salurkan ke poros tuas katup, kemudian dibagikan ketempat – tempat yang harus dilumasi.


                             Gambar 2.12  Tuas katup

Bantalan poros kam menerima pelumasan tekan, kadang-kadang dilumasi dengan semprotan oli.

      Gambar 2.13  Bantalan poros kam


Pada penggerak poros kam yang menggunakan rantai tensioner, biasanya bekerja dengan tekanan oli roda gigi dilumasi dengan semprotan.

                      Gambar 2.14  Rantai tensioner

c)      Sistem Pelumasan Kombinasi (Percik dan Tekanan).
Pada sistem ini dipergunakan kedua sistem yaitu sistem percik dan tekanan.

3.      Komponen – Komponen Sistem Pelumasan
a)      Pompa Oli
              Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari oil pan dan memompakan ke bagian – bagian mesin yang harus dilumasi. Bagian – bagian pompa oli yaitu:

                              Gambar 2.15  Bagian – bagian pompa oli

Ø  Bagian – bagian pompa oli:
1.      Saringan oli kasar.                   5.  Pen pengunci.
2.      Tutup pompa oli.                     6.  Penahan katup pelepas oli.
3.      Rotor yang digerakkan.          7.  Pegas katup pelepas.
4.      Rotor penggerak.                    8.  Katup pelepas.

(1)   Jenis – Jenis Pompa Oli Yaitu:

(a)    Pompa Model Roda Gigi
               Pada pompa model roda gigi terdiri dari gigi penggerak (drive gear) dan gigi yang digerakkan (driven gear) berputar secara bersamaan untuk menghisap dan memompakan oli keluar. Roda gigi ini terdapat di dalam pompa oli. Pompa model roda gigi terdapat 2 jenis yaitu:
v  Pompa Oli Tipe Internal Gear
                 Roda gigi yang digerakkan (driven gear) pada pompa oli digerakkan oleh gigi penggerak (drive gear) yang dihubungkan langsung denga camshaft. Ruang volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah pada saat berputar. Oli dihisap ke dalam pompa oli bila volume bertambah, dan oli akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe internal konstruksinya sederhana dan kemampuannya dapat diandalkan.

Gambar 2.16  Type internal gear
v  Pompa Oli Tipe External Gear
                 Pada pompa tipe ini memiliki dua roda gigi, seperti yang terlihat gambar dibawah ini. Roda gigi penggerak (drive gear) digerakkan oleh camshaft. Karena tidak adanya ruang di dalam housing seperti halnya dengan inlet dan saluran keluar (discharge opening) serta kecilnya ruangan antara gigi dengan housing, saat gigi berputar oli akan tertekan keluar dari housing ke saluran keluar. Konstruksi semacam ini memiliki keunggulan bentuk yang lebih sederhana dan lebih akurat.
Gambar 2.17  Type external gear
(b)   Pompa Model Trochoid
               Pompa oli model trochoid (trochoid pump) dilengkapi dua rotor (rotor penggerak dan rotor yang digerakkan) di dalam rumah pompa (pump body). Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar, rotor yang digerakkan langsung ikut sama-sama berputar. Poros rotor penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan. Oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh dua rotor yang berputar. Oli terhisap ke pompa oli saat ruangan membesar dan oli ditekan ketika ruangannya mengecil. Pompa tipe ini memiliki volume keluaran yang lebih besar untuk setiap kali putar.
b)      Saringan Oli
        Oli mesin lama-kelamaan akan menjadi kotor yang disebabkan oleh logam-logam, carbon, dan endapan lumpur. Bila bagian-bagian yang bergerak dilumasi oleh oli yang kotor akibatnya bagian tersebut akan cepat aus. Untuk mencegah hal ini, maka dipasangkan saringan oli (oil filter) pada sistem pelumasan untuk memisahkan kotoran tersebut dari oli.
        Pada saringan oli juga dipasangkan relief valve. Bila elemen saringan tersumbat oleh kotoran, maka akan terjadi perbedaan tekanan antara saluran masuk dan saluran keluar. Bila tekanan tersebut melebihi batas yang ditetapkan (kira-kira 1 kg/cm2, 14 psi atau 98 Kpa) maka katup bypass akan membuka dan menyalurkan oli ke bypass element saringan dan oli disalurkan langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk menghindari kerusakan dan keausan yang lebih fatal.

          Gambar 2.18  Saringan oli jenis cartridge
c)       Pengatur Tekanan Oli
        Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin, maka tekanan oli akan naik dan pompa akan menghasilkan oli yang berlebihan saat kecepatan mesin bertambah. Hal ini akan menimbulkan oli bocor dan hilangnya tenaga. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan semacan pengatur tekanan oli di dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa terpengaruh dengan kecepatan mesin.
                                              Gambar 2.19  Aliran pada pengatur tekanan oli
              Ketika tekanan oli melebihi dari batas yang ditetapkan, oli akan mendorong pegas yang terdapat pada relief valve dan membuka relief valve tersebut. Selanjutnya oli kembali melalui relief valve ke bak oli (oil pan).
4.      Oli Motor

a)      Susunan Oli Motor

Ø  Oli motor terdiri dari :
(1) Oli pelumas yang diproses dari minyak mentah (Base oil).
(2) Bahan tambahan yang meningkatkan kemampuan minyak pelumas (Additive).

b)      Bahan – Bahan Tambahan

     Gambar 2.20  Bahan – bahan tambahan
Oli pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan motor. Oleh karena itu ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya antara lain:
(1)      Anti karat berfungsi untuk melindungi motor dari karatan.
(2)      Detergen berfungsi untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran.
(3)      Anti oksidasi (pelindung hangus) berfungsi untuk memperpanjang umur oli.
(4)      Penahan tekanan tinggi berfungsi untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi.
(5)      Pengental berfungsi untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi.

c)      Klasifikasi Oli


Gambar 2.21  Klasifikasi oli
Ø  Pada oli motor tercantum dua klaksifikasi yang diukur menurut standar tertentu, yaitu :
(1)   Klaksifikasi SAE  :  Viskositas (kekentalan).
Contoh:  SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 20W/50.
Semakin tinggi SAE, semakin kental oli tersebut. Oli dengan dua batas indeks disebut “ Oli Multigrade “.
(2)   Klaksifikasi API   :  Mutu (petunjuk penggunaan).
Contoh:  SA, SB, .............SJ, .........CA,CB, .............CF.

Ø  Klaksifikasi Viskositas SAE (Society of Automotive Engineers).

(1)   SAE 10 dan SAE 20  keterangannya encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis.
(2)   SAE 30 dan SAE 40 keterangannya sering digunakan untuk kendaraannya.
(3)   SAE 50 keterangannya untuk motor yang bekerja pada temperatur tinggi.

Ø  Oli Multigrade
Viskositas oli bukan tetap, semakin tinggi temperatur semakin encer oli motor.
Pada oli multigrade diberi zat tambahan yang mengatasi efek ini.
Grafik 2.1  Viskositas oli
Ø  Klaksifikasi Mutu API (American Proteleum Institute).
Indeks mutu API merupakan petunjuk penggunaan oli motor.
(1)   Motor Bensin
(a)    SA........SD  yaitu tugas ringan, untuk motor daya rendah.
(b)   SE....... SF  yaitu tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan
(c)    SG........SJ  yaitu tugas berat, untuk motor daya tinggi.

(2)   Motor Diesel
(a)   CA........CB  yaitu tugas ringan, untuk motor daya rendah.
(b)   CC.......CD  yaitu tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan.
(c)   CE.......CF  yaitu tugas berat, untuk motor “ Turbo “.

d)      Penggantian Oli

Alasan oli dilakukan penggantian yaitu karena dalam waktu pemakaian yang sedikit lama, sehingga mutu oli akan berkurang, hal tersebut disebabkan: 
(1)   Oksidasi ditimbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang tergantung dalam minyak pelumas timbul lumpur / endapan.
(2)   Kelemahan bahan tambahan bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.
(3)   Kotoran  kotoran - kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan minyak pelumas dan timbul gumpalan karbon.

F.    LANGKAH KERJA
1.      Pemeriksaan Tinggi Oli
Periksa tinggi oli, tinggi oli harus berada diantara tanda L dan F. jika lebih rendah periksa mungkin terjadi kebocoran, kemudian tambah hingga batas tanda F.

                      Gambar 2.21  Batang pengecek tinggi oli
2.      Mengganti Oli dan Saringan Oli

                                    Gambar 2.22  Membuka saringan oli
a)      Letakkan bak penampung dibawah mesin, kemudian lepas baut pembuangan oli.
b)      Lepas saringan oli, apakah paking karetnya tidak tertinggal pada mesin.
c)      Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir saringan dan diameter paking dahulu / lama.
d)     Pasang baut pembuang oli kembali, gunakan paking baru beri oli atau vet pada paking saringan oli baru.

 Gambar 2.23  Memberi vet pada saringan oli

e)      Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli.
f)       Pasang saringan oli baru dan keraskan sedikit dengan tangan.
g)      Isi oli motor, perhatikan jumlah oli yang sesuai dengan spesifikasi. Jika tanpa mengganti saringan oli jumlah oli 3 liter, jika dengan mengganti saringan oli 3,5 liter.
h)      Hidupkan mesin, kemudian periksa kembali pada bagian-bagian paking apakah terdapat kebocoran.

3.      Membongkar, Memeriksa, dan Merakit Pompa Oli

a)      Membongkar Pompa Oli
(1)   Bongkar semua komponen-komponen pompa oli menurut urutan, kemudian bersihkan semua komponen tersebut.

(1)   Melepas saringan dan tutup pompa oli (1 dan 2).
(2)   Melepas rotor penggerak pompa oli dan rotor yang digerakkan (4 dan 3).
(3)   Melepas komponen katup pelepasan, meliputi:
5 – pen penahan, 6 – penahan katup pelepas, 7 – pegas katup pelepas, 8 – katup pelepas.

              
                            Gambar 2.24  Pompa oli
b)      Memeriksa Pompa Oli

(1)   Periksa katup pelepas dari goresan dan keausan. Masukkan katup pelepas ke dalam lubangnya, katup pelepas harus meluncur dengan lembut.


                 Gambar 2.25  Memeriksa pompa oli

c)      Ukurlah Celah - Celah Seperti Berikut:
(1)   Ukur celah ujung, jika melebihi limit, ganti rotor oil. Celah ujung STD = 0,04 – 0,16 mm dan limit 0,2 mm.

Gambar 2.26  Pengukuran celah ujung
(2)   Ukur celah samping, jika melebihi limit, ganti rotor oil atau body pompa. Celah body STD = 0,03 – 0,09 mm dan limit 0,15 mm.

Gambar 2.27  Pengukuran celah samping

(3)   Ukur celah body, jika melebihi limit, ganti rotor pompa oli atau body pompa. Celah body STD = 0,10 – 0,16 mm dan limit 0,2 mm.

Gambar 2.28  Pegukuran celah body

d)      Merakit Pompa Oli

(1)   Merakit pompa oli kebalikan dari langkah pembongkaran.
Ø  Perakitan :
Dalam pemasangan rotor ke bodi pompa tanda titik pada kedua rotor harus menghadap ke bodi pompa (menghadap ke atas).


   Gambar 2.29  Merakit pompa oli
     e)     Pengetesan Kerja Pompa Oli

(1)   Masukkan ujung bagian hisap (saringan) pompa oli ke dalam oli mesin, putar poros pompa oli searah putaran jarum jam, sampai oli keluar dari lubang pengeluaran oli.
(2)     Kemudian tutup lubang keluar oli dengan ibu jari, periksa apakah ada tahanan / tekanan pompa oli.

                                                   perbaiki



       Gambar 2.30  Pengetesan kerja pompa oli


G.  HASIL PEMERIKSAAN

1.      Hasil Pemeriksaan Oli Sebagai Berikut:
a)      Oli pada kondisi yang masih baik.
b)      Volume oli dalam mesin masih di F.
2.      Hasil Pemeriksaan Saringan Sebagai Berikut:
a)      Saringan oli kotor dan harus dibersihkan dengan kompresor.
3.      Hasil Pemeriksaan Pompa Oli Sebagai Berikut:
a)      Celah ujung            =  0,15 mm.
b)      Celah samping        = 0,10 mm.
c)      Celah body             = 0,17 mm.

H.  KESIMPULAN

              Bahwa di dalam sistem pelumasan, secara keseluruhan masih dalam kondisi yang baik namun diperlukan pembersihan secara berlanjut. Dan tujuan dari sistem pelumasan ini yaitu sebagai berikut:
1.      Mengurangi gesekan, gesekan langsung antara dua permukaan bagian – bagian mesin yang bergerak. Dengan adanya lapisan pelumas diantara dua permukaan benda tadi, maka gesekan tidak menjadi langsung, tetapi didasari oleh lapisan minyak pelumas sehingga dapat mengurangi tahanan gesek atau perlawanan gerak.
2.      Mengurangi keausan, berkurangnya keausan akan memperoleh keuntungan ganda antara lain, mencegah biaya yang tinggi dari penggantian suku cadang (spare part) yang aus.
3.      Mengurangi panas, panas merupakan hasil kerja dari gesekan ataupun adanya system kerja pada suhu tinggi seperti kerja motor bakar dan lain sebagainya.
4.      Mencegah karat, pada bebarapa kondisi dalam sistem pelumasan seperti adanya yang mengandung uap air, adanya debu dan kotoran yang melekat, sehingga akan terjadi oksidasi disekitar bagian – bagian mesin dan akibat dari semua itu akan menimbulkan proses pengkaratan dari peralatan terutama pada bagian – bagian yang langsung berhubungan denagn udara luar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar