A. TOPIK
PEMERIKSAAN SISTEM PENDINGINAN
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. siswa
diharapkan dapat memeriksa kebocoran sistim pendinginan dengan alat uji.
2. siswa
diharapkan dapat memeriksa cara kerja tutup radiator.
3. siswa
diharapkan dapat memeriksa air pendingin.
4. siswa
diharapkan dapat memeriksa cara kerja thermostat.
5. siswa
diharapkan dapat membongkar, memeriksa dan merakit kembali pompa air.
C. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT:
a)
Satu unit kunci yang
sudah disediakan untuk praktek.
b)
Kompor listrik.
c)
Tes tutup radiator.
d)
Panci.
e)
Thermometer.
f)
Obeng (+) dan (-).
2.
BAHAN:
a) Satu unit mesin mobil hidup (engine stand).
b) Thermostat.
c) Majun.
D.
KESELAMATAN KERJA
1. Memakai baju praktek (katelpak).
2. Pada saat pengujian hati-hati dengan air
radiator .
3. Pelaksanaan praktek harus dilaksanakan sesuai
prosedur.
4. Jangan membuka tutup radiator dengan cepat
pada saat motor panas.
5. Setelah pretek tangan di cuci dengan air.
E. DASAR TEORI
1. Sistem Pendingin Mesin Sangat
diperlukan
M
|
enurut neraca
panas, pada motor bakar hanya akan diperoleh sekitar 25% dari hasil pembakaran bakar yang dapat
diubah menjadi energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas
buang (kira-kira 34%), melalui sistem pendinginan (kira-kira 32%) dan sisanya
akan melalui kerugian pemompaan dan gesekan.
Gambar
1.1 Neraca panas pada mesin
Berdasarkan neraca panas di atas
maka fungsi pendinginan pada motor menjadi penting, karena panas yang akan
terserap oleh sistem pendinginan dapat mencapai 32%.
a) Bila mesin tidak didinginkan akan terjadi
pemanasan yang lebih (overheating)
dan akan mengakibatkan gangguan-gangguan sebagai berikut:
(1)
Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh: torak
yang terbuat dari logam paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira
sepertiganya) pada suhu tinggi (300º C), bagian atas torak akan berubah bentuk
atau bahkan mencair.
(2) Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi
terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan. Misalnya torak
akan memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok
silinder (yang terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi
macet.
(3)
Terjadi
tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu.
Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan
tersebut.
(4)
Pelumas
lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan. Jika suhu naik sampai
250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak akan
macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin macet (ring stick).
Pada suhu 500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun,
torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas.
(5)
Pembakaran
tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan (knocking).
b) Sebaliknya bila motor terlalu dingin akan
terjadi masalah, yaitu:
(1)
Pada motor bensin bahan bakar akan sukar
menguap dan campuran udara bahan bakar m,enjadi gemuk. Hal ini menyebabkan
pembakaran menjadi tidak sempurna.
(2)
Pada motor diesel bila udara yang
dikompresi dingin akan mengeluarkan asap putih dan menimbulkan ketukan dan
motor tidak mudah dihidupkan.
(3)
Kalau pelumas terlalu kental, akan
mengakibatkan motor mendapat tambahan tekanan.
(4)
Uap yang terkandung dalam gas
pembakaran akan terkondensasi pada suhu kira-kira 50º C.
2.
Macam-Macam Sistem Pendingin
a) Sistem
Pendinginan Udara
(1) Pendinginan oleh aliran udara secara alamiah.
Pada
sistem ini panas yang dihasilkan oleh pembakaran gas dalam ruang bakar sebagian
dirambatkan keluar dengan menggunakan sirip-sirip pendingin (cooling fins)
yang dipasangkan di bagian luar silinder (Gambar 1.2). Pada tempat yang suhunya
lebih tinggi yaitu pada ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang
daripada sirip pendingin yang terdapat di sekitar silinder yang suhunya
lebih rendah.
Gambar 1.2 Pendinginan
Udara Secara Alamiah
(2)
Pendinginan oleh tekanan udara
Udara yang menyerap panas dari
sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya hrus mengalir agar
suhu udara di sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap
berlangsung sempurna. Hal ini dapat dicapai dengan jalan menggerakkan sirip
pendingin atau udaranya. Bila sirip pendingin yang digerakkan atau mesinnya
bergerak seperti pada sepedamotor. Pada mesin stasioner aliran udaranya
diciptakan dengan cara menghembuskannya melalui blower yang dihubungkan langsung
dengan poros engkol (Gambar 1.3) menunjukkan pendinginan udara menggunakan
kipas/blower yang terpasang pada roda gila (flywheel fan), yang dianggap
tidak efisien karena tanpa pengarah aliran (shroud). Agar aliran udara
pendingin lebih dapat mendinginkan sirip-sirip digunakan pengarah (Gambar 1.4).
Gambar 1.3 Kipas udara pada roda gila Gambar 1.4 Dengan pengarah aliran
b) Sistem Pendinginan Air
Pada
sistem ini sebagian panas dari hasil pembakaran dalam ruang bakar diserap oleh
air pendingin setelah melalui dinding silinder. Oleh karena itu di luar
silinder dibuat mantel air (water jacket). Pada sistem
pendinginan air ini air harus bersirkulasi. Adapun sirkulasi air dapat berupa 2
(dua) macam, yaitu:
(1) Sirkulasi
alamiah/Thermo-syphon.
(2) Sirkulasi dengan tekanan.
Pada
sistem pendinginan air dengan sirkulasi alamiah, air pendingin akan mengalir
dengan sendirinya yang diakibatkan oleh perbedaan massa jenis air yang telah
panas dan air yang masih dingin (Gambar 1.5). Agar air yang panas dapat dingin,
maka sebagai pembuang panas dipasangkan radiator (Gambar 1.6). Air yang berada
dalam mantel air dipanaskan oleh hasil pembakaran sehingga suhunya naik,
sehingga massa jenisnya akan turun dan air ini didesak ke atas oleh air yang
masih dingin dari radiator. Agar pembuangan panas dari radiator terjadi sebesar
mungkin maka pada sistem pendingin dilengkapi juga dengan kipas yang berfungsi
untuk mengalirkan udara pada radiator agar panas pada radiator dapat dibuang
atau diserap udara.
|
Gambar 1.5 Prinsip sirkulasi alamiah Gambar 1.6
Sirkulasi alamiah di mesin
Pada sirkulasi dengan tekanan
pada prinsipnya sama dengan sirkulasi alam, tetapi untuk mempercepat terjadinya
sirkulasi maka pada sistem dipasang pompa air (Gambar 1.7).
Gambar 1.7 Sirkulasi dengan tekanan
3. Proses
Pendinginan Pada Mesin
Pada mesin bensin ataupun pada mesin
diesel proses pendinginan tergantung pada sistem pendinginan yang digunakan. Pada
pendinginan udara, panas akan berpindah dari dalam ruang bakar melalui kepala
silinder, dinding silinder dan piston secara konduksi. Selanjutnya yang melalui
dinding dan kepala slinder, panas akan berpindah melalui sirip - sirip (fins) dengan cara konveksi ataupun
radiasi di luar silinder.
Pada pendinginan air secara alamiah,
proses perpindahan panas/pendinginan melalui perubahan massa jenis air yang
menurun karena panas selanjutnya air akan berpindah secara alamiah berdasarkan
rapat massa sehingga terjadi sirkulasi alamiah untuk pendinginannya. Untuk
mempercepat pembuangan panas pada sistem pendinginan air dipasangkan radiator.
Melalui radiator ini panas akan dibuang ke udara melalui sirip-sirip
radiator. Pada pendinginan air dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh
putaran kipas pompa sehingga sirkulasi air pada sistem ini akan lebih baik.
4. Komponen - Komponen Sistem Pendingin Air
a) Bagian - Bagian
Sistem Pendinginan Air Yang Penting Dan Perlu Dipelihara / Diservis Adalah:
(1)
Radiator
(2)
Tutup radiator
(3)
Pompa air
(4)
Kipas
(5)
Katup thermostat
(6)
Tangki reservoir
(1)
Radiator
Radiator pada sistem pendinginan
berfungsi untuk mendinginkan air atau membuang panas air ke udara melalui
sisrip-sirip pendinginnya. Konstruksi radiator dapat dilihat pada Gambar 1.8.
Gambar 1.8 Konstruksi radiator
Ø Konstruksi Radiator Terdiri Dari:
(a)
Tangki Atas
Tangki
atas berfungsi untuk menampung air yang telah panas dari mesin. Tangki
atas dilerngkapi dengan lubang pengisian, pipa pembuangan dan saluran masuk
dari mesin. Lubang pengisian harus ditutup dengan tutup radiator. Pipa
pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dalam sistem pendinginan yang
disebabkan oleh ekspansi panas dari air keluar atau ke tangki reservoir.
Saluran masuk ditempatkan agak keujung tangki atas.
(b)
Inti Radiator (radiator
core)
Inti
radiator berfungsi untuk membuang panas dari air ke udara agar suhu air lebih
rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari pipa-pipa air untuk
mengalirka air dari tangki atas ke tangki bawah dan sisrip-sirip pendingin
untuk membuang panas air dalam pipa-pipa air. Udara juga dialirkan diantara
sirip-sirip pendingin agar pembuangan panas secepat mungkin. Warna inti
radiator dibuat hitam agar pepindahan panas radiasi dapat terjadi sebesar
mungkin. Besar kecilnya inti radiator tergantung pada kapasitas mesin dan
jumlah pipa-pipa air dan sirip – siripnya.
(c)
Tangki Bawah
Tangki
bawah berfungsi untuk menampung air yang telah didinginkan oleh inti radiator
dan selanjutnya disalurkan ke mesin melalui pompa. Pada tangki bawah juga
dipasangkan saluran air yang berhubungan dengan pompa air dan saluran
pembuangan untuk membuang air radiator pada saat membersihkan radiator dan
melepas radiator.
(2) Tutup Radiator
Tutup
radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan
menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih
tinggi daripada tekanan udara luar. Di samping itu pada sistem pendinginan tertutup,
tutup radiator berfungsi untuk mempertahankan air pendingin dalam sistem
meskipun dalam keadaan dingin atau panas. Untuk maksud tersebut tutup radiator
dilengkapi dengan katup pengatur tekanan (relief valve) dan katup vakum
(Gambar 1.9).
Gambar 1.9 Konstruksi tutup
radiator
(a)
Cara Kerja Katup - Katup Pada Tutup
Radiator Adalah Sebagai Berikut:
Pada saat mesin dihidupkan suhu air
pendingin segera naik dan akan menyebabkan kenikan volume air sehingga
cenderung keluar saluran pengisian radiator. Keluarnya air tersebut ditahan
oleh katup pengatur tekanan sehingga tekanan naik. Kenaikan tekanan akan menaikkan
titik didih air yang berarti mempertahankan air pendingin dalam sistem. Bila
kenaikan suhu sedemikian rupa sehingga menyebabkan kenaikan volume air
yang berlebihan, tekanan air akan melebihi tekanan yang diperlukan dalam
sistem. Karenya air akan mendesak katup pengatur tekanan untuk membuka dan air
akan keluar melalui katup ini ke pipa pembuangan. (Gambar 1.10a).
Pada saat suhu air pendingin turun
akan terjadi penurunan volume, yang akan menyebabkan terjadinya kevakuman dalam
sistem yang selanjutnya akan membuka katup vakum sehingga dalam sistem tidak
terjadi kevakuman lagi (Gambar 1.10b). Sistem yang menggunakan tangki
reservoir, kevakuman akan diisi oleh air sehingga air dalam sistem akan tetap
(Gambar 1.11). Bila sistem tidak menggunakan tangki reservoir maka yang masuk
adalah udara.
Gambar 1.10 Kerja katup pengatur tekanan dan katup vakum
Gambar
1.11 Radiator
dengan tangki reservoir
(3)
Pompa Air
Pompa
air berfungsi untuk menyirkulasikan
air pendingin dengan jalan membuat perbedaan tekanan antara saluran isap
dengan saluran tekan pada pompa. Pompa air yang biasa digunakan adalah pompa
sentrifugal. Pompa air ini digerakkan oleh mesin dengan bantuan tali kipas (“V”
belt) dan puli dengan perbandingan putaran antara pompa air dengan mesin
sekitar 0,9 sampai 1,3. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengalirkan air
pendingin sesuai dengan operasi mesin (Gambar 1.12).
Pompa ini terdiri
dari: Poros, Impeller, dan Water seal.
Gambar 1.12
Konstruksi pompa air
(4) Kipas Pendingin
Kipas
berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas yang terdapat
pada inti radiator dapat dipancarkan ke udara dengan mudah. Kipas pendingin
dapat berupa kipas pendingin biasa (yang diputarkan oleh mesin) atau kipas
pendingin listrik. Kipas pendingin biasa digerakkan oleh putaran puli poros
engkol. Poros kipas biasa sama dengan poros pompa air sehingga putaran kipas
sama dengan putaran pompa.
Pada
kipas pendingin listrik digerakkan oleh motor listrik akan menghasilkan
efisiensi pendinginan yang lebih baik (terutama pada kecepatan rendah dan beban
berat) dan membantu pemanasan awalair pendingin yang lebih cepat, penggunaan
bahan bakar yang lebih hemat, dan mengurangi suara berisik (Gambar 1.13).
Gambar 1.13
Penggerak kipas
dengan motor listrik
Ø Adapun Cara Kerja Kipas Pendingin Listrik
Sebagai Berikut:
Gambar 1.14 Cara
kerja kipas pendingin listrik
Bila suhu air pendingin dibawah 83 ºC temperature
switch ON dan relay berhubungan dengan masa. Fan relay coil terbuka
dan motor tidak bekerja.
Bila suhu air pendingin di atas 83 ºC, temperature
switch akan OFF dan sirkuit relay ke masa terputus. Fan relay tidak bekerja, maka kontak poin merapat
dan kipas mulai bekerja.
(5)
Katup Termostat
Katup
termostat berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi pada saat
suhu mesin yang rendah dan membuka saluran adri mesin ke radiator pada saat
suhu mesin mencapai suhu idealnya. Katup termostat biasanya dipasang pada
saluran air keluar dari mesin ke radiator yang dimaksudkan agar lebih
mudah untuk menutup saluran bila mesin dalan keadaan dingin dan mebuka saluran
bila mesin sudah panas.
Ada 2 tipe thermostat, yaitu tipe
bellow dan tipe wax. Kebanyakan
termostat yang digunakan adalah tipe wax. Di samping
itu termostat tipe wax ada yang menggunakan katup by pass dan tidak menggunakan
katup by pass.
Gambar 1.15 Thermostat
tipe wax
Ø Cara Kerja Katup Termostat Adalah Sebagai
Berikut:
Pada saat suhu air pendingin rendah
katup tertutup atau saluran dari mesin ke radiator terhalang oleh wax (lilin)
yang belum memuai. Bila suhu air pendingin naik sekitar 80 sampai dengan 90 ºC
maka lilin akan memuai dan menekan karet. Karet akan berubah bentuk dan menekan
poros katup. Oleh karena posisi poros tidak berubah maka maka karet yang sudah
berubah tersebut akan membawa katup untuk membuka (Gambar 1.16).
Gambar 1.16 Katup
thermostat pada saat suhu 80-90 ºC
Untuk menghindari terjadinya tekanan air
yang tinggi pada saat katup termostat tertutup, pada saluran di bawah katup
dibuatkan saluran ke pompa air yang dikenal dengan saluran pintas (by pass).
Lihat gambar 1.17.
Gambar
1.17 Termostat dengan katup by
pass
Cara kerja katup by pass pada termostat dapat dilihat
pada sistem pendingin mesin pada saat dingin dan panas (Gambar 1.18 dan Gambar 1.19).
Gambar 1.18
Termostat dengan katup by pass pada saat dingin
Gambar 1.19
Termostat dengan katup
by pass pada saat panas
5. Pemeliharaan / Servis Sistem
Pendingin Air
Pemeliharaan / Servis Radiator
Dan Tutup Radiator.
(1)
Bagian - Bagian
Radiator Dapat Dilihat Pada Gambar 1.20.
Gambar 1.20
Bagian - bagian radiator
(2) Pemeriksaan Dan Perbaikan Radiator Dilakukan Sebagai Berikut:
(a) Pemeriksaan pipa-pipa dan bagian
yang disolder pada tangki atas dan bawah dari kemungkinan bocor, kalau perlu
diperbaiki atau diganti.
(b) Periksa sirip
dan inti radiator dan perbaiki sirip yang menghambat saluran air dengan
menggunakan obeng pipih (Gambar 1.21).
Gambar 1.21 Perbaikan radiator
(c) Bila yang tersumbat
dari intinya melebihi 20 persen radiator harus diganti.
(d) Periksalah slang radiator dan jika
ternya rusak atau keras harus diganti.
(e) Periksalah
katup pengatur pada tutup radiator dan katup vakum dari kemungkinan pegasnya
yang lemah atau dudukannya kurang rapat. Jika katup membuka pada tekanan di
bawah harga spesifikasi atau ada kerusakan lain, tutup radiator harus diganti
(Gambar 1.22).
Gambar 1.22 Pemeriksaan tutup radiator
b)
Pemeliharaan / Servis Pompa Air
Untuk
servis pompa air dilakukan dengan membongkar, membersihkan, mengganti seal-seal
yang bocor, memastikan kerapatannya dan merakit kembali. Untuk memahami pompa
air dapat dilihat bagian-bagian pompa air seperti Gambar 1.23.
Gambar 1.23 Bagian - bagian pompa
air
c)
Pemeliharaan / Servis Termostat
Untuk
menservis termostat dilakukan dengan cara: (a) membuka termostat dari sistem
pendinginan, (b) memeriksa termostat dengan cara: menaruh termostat
pada tempat yang berisi air (lihat gambar 1.24). Periksalah suhu saat pembukaan katup dengan jalan
manikkan suhu air sedikit demi sedikit. Termostat harus
diganti bila ternyata terdapat kerusakan, (c) memasang kembali termostat pada sistem.
Gambar 1.24 Pemeriksaan termostat dan contoh spesifikasinya
F. LANGKAH KERJA
1. Pemeriksaan
Kebocoran Radiator
a)
Sebelum memasang alat tes radiator, lihat kedalaman leher
pengisi.
b)
Jika kedalaman kecil, gunakan karet
untuk mengetes arus dipasang terbalik. Jika kedalaman leher besar, karet
pengetes dipasang kebalik.
c)
Pasang alat test berikan tekanan 1.2 kg/cm
|
Gambar
1.25 Mengukur tekanan pada radiator
d)
Periksa kebocoran pada radiator,
selang-salang dan paking-paking pada pompa, kepala silinder dan rumah
thermostat.
e)
Periksa kebocoran pada sil pompa pada
saat hidup, jira pompa bocor, air pendingin keluar dari lubang pelepas.
f)
Periksa pemasangan klem dan selang. Jika selang
retak harus diganti.
2. Pemeriksaan
Cara Kerja Tutup Radiator
a)
Periksa kondisi komponen tutup radiator,
bersihkan jika radiator kotor.
b) Pasangan
alat uji pada tutup radiator, pilih leher pipa adaptor yang kedalamannya sesuai
dengan tutup radiator.
|
Gambar 1.26
Mengukur tekanan pada tutup radiator
c) Berikan tekanan
pada tutup radiator, sampai tutup melepas atau mulai membuka. Bandingkan
tekanan dari hasil pengetesan dengan tidak boleh turun dengan cepat.Tunggu
beberapa detik, tekanan tidak boleh turun dengan cepat.
3. Menambah
Air Pendingin
a. Jika tidak
ada tangki cadangan (reservoir tank) tambah air pendingin.
b. Jika ada
tangki cadangan, isi sampai penuh pada tangki cadangan.
4. Memeriksa
Cara Kerja Termostat
a.
Celupkan termostat kedalam air dan perikasa
suhu pembuka katup dengan memasangkan air dengan sedikit demi sedikit.
|
Gambar 1.27
Termostat dicelupkan ke air
b. Jenis suhu rendah: Katup mulai
membuka pada 80 – 84 °C dan katup akan membuka selebar lebih 8 mm pada suhu 95
°C diukur dengan termometer.
Gambar 1.28
Pengukuran dengan termometer pada suhu rendah
c. Jenis suhu
tinggi: Katup mulai membuka pada suhu 86 – 90 °C dan katup akan
membuka selebar lebih 8 mm pada suhu 100 °C diukur dengan termometer.
|
Gambar 1.29 Pengukuran dengan termometer pada suhu tinggi
d.
Ganti termostat jika katup tertutup
pada temperatur kerja maupun tidak tertutup rapat waktu menutup.
5. Membongkar Pompa Air
Motor jadi
panas, maka sistim pendingin naik katup pelepas membuka (80 – 120 kPa)
motor menjadi dingin, maka tekanan sistem pendingin turun, katup vakum
membuka.
|
a) Bersihkan dan bongkar pompa air
menurut prosedur SOP. Komponennya, ganti jika rusak atau aus. Dan kemudian rakit
kembali.
G. HASIL PEMERIKSAAN
1. Terjadi
kebocoran pada radiator, kemudian selang – selangnya juga seharusnya diganti,
untuk paking pada pompa tidak perlu diganti karena masih baik, dan untuk kepala
silinder maupun rumah termostat juga masih belum perlu untuk diganti karena
masih dalam kondisi yang baik.
2.
Katup pembatas vakum tutup radiator membuka pada tekanan 1 kg/cm2.
3. Katup termostat
termasuk membuka pada suhu ± 85 – 90 °C.
Membuka selebar ± 5 mm pada suhu ± 78 – 83 °C.
Membuka selebar ± 8 mm pada suhu ± 83 – 87 °C.
H. KESIMPULAN
1. Komponen - Komponen Sistem Pendingin Ini
Terdiri Dari :
a)
Mantel
Pendingin
Mental
berfungsi untuk mendinginkan bagian-bagian silinder dan ruang bakar dan runag bakar secara efektif, karna bagian
itu cepat sekali panas.
b) Radiator
Radiator berfungsi mendinginkan air yang telah
bersirkulasi dari mantel pendingin
c) Tutup Radiator
Tutup radiator berfungsi sebagai mencegah mendidihnya
air pendingin pada saat air mendingin tersut mencapai temperatur 100 pada
tekanan 1 atm.
Serta
sesuai dengan praktek yang kami lakukan banyak sekali yang harus diganti pada
komponen – komponen sistem pendingin, baik pada penembelan radiator yang bocor,
selang – selang radiator serta mantel pendinginnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar